Marilahsejenak kita melihat kehidupan di sekitar kita yang semakin terpengaruh oleh perkembangan teknologi. Saya beri contoh saja internet, teknologi yang semakin mudah di akses dan banyak di gunakanan oleh siapa pun terutama di kalangan siswa. Tidak di pungkiri adanya pengaruh internet terhadap prestasi belajar siswa. PidatoTentang Kenakalan Remaja - meliputi dari pengertian, tujuan, manfaat, penyebab, sikap, Kemajuan teknologi yang semakin menjadi penunjang bagi setiap remaja dalam melakukan kenakalan tersebut masih banyak dengan adanaya penyebab kenakalan dalam pergaulan remaja di zaman yang modern pada saat sekarang ini. Dengandemikian, kemajuan kesejahteraan bangsa diharpkan dapat segera terwujud. Demikianalah pidato yang telah saya bawakan, semoga kita dapat mengambil point-point penting dari apa yang telah saya sampaikan dan kemudian kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Pidato Tentang Ubah Hidup Kita Dengan Teknologi ; Contoh Pidato Contohpidato tentang Keteladana Remaja Kristen Di era Globalisasi saat ini tidak bisa di pungkiri lagi bahwa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami peningkatan yang sangat pesat . di mana- mana begitu banyak kita jumpai orang-orang yang dengan keahliannya membuat berbagai macam alat-alat teknologi yang canggih yang Namun adanya kemajuan teknologi telah mengubah kebudayaan di masyarakat dalam hal menjalin komunikasi. Kini, masyarakat terbiasa menjalin komunikasi lewat e-mail ataupun lewat media sosial lainnya. Perubahan kebudayaan ini membawa dampak positif untuk masyarakat karena bisa menjalin komunikasi tanpa batas ruang dan waktu. k6VUQ. Di masa yang disebut sebagai era peradaban masyarakat informasi’, informasi adalah kunci segalanya. Siapa yang dapat menguasai informasi dialah pengendali dunia. Lantas bagaimanakah nasib umat muslim yang hingga kini masih berlaku sebagai konsumen informasi? الحمد لله أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار, أشكره على قسمه المدرار, . أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده Ùˆ رسوله النبي Ø§Ù„Ù…ØØªØ§Ø±. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأØÙ‡Ø§Ø± وأصحابه الأØÙŠØ§Ø± وسلم تسليما ÙƒØÙŠØ±Ø§. أما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون. وقال الله تعالى قالوا سبحانك ما علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt Tuhan semesta alam, pemberi nikmat sehat dan iman dan Islam. shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw keluarganya, para sahabat dan para pengikut setianya. Era global telah menjadikan bumi ini menjadi kampung besar, peristiwa yang terjadi pada hari ini di suatu negeri di belahan dunia akan diketahui serentak oleh seluruh penduduk bumi. Apa yang terjadi di Suriah hari ini pula bisa diketahui di Indonesia. Arti globalisasi dengan demikian menurut pendapat ahlinya adalah suatu proses fenomena di dunia modern bercirikan adanya peningkatan perdagangan internasional, teknologi informasi, kemajuan transportasi, adanya alat-alat canggih yang seolah mampu melipat jarak dan menerobos waktu. Pada khutbah kali ini, khatib hendak mengangkat tema tentang Islam dan tantangan globalisasi, membidik kelemahan Muslim terhadap penguasaan teknologi informasi. Alasan khatib, bahwa teknologi informasi salah satu ciri dari globalisasi an juga melalui teknologi informasi ini Islam juga dicitrakan oleh masyarakat Barat sebagai agama yang suka melakukan aksi kekerasan, anti toleransi, suka mengintimidasi, aggressor dan lain sebagainya. Seorang pakar teknologi Mukhtar Bukhori mengatakan bahwa globalisasi akan mewarnai seluruh kehidupan di masa mendatang dan sebagai akibat dari globalisasi akan melahirkan gaya hidup baru yang mengandung ekses-ekses tertentu seperti materialism, sekularisme, hedonism, anti tuhan dan sebagainya. Selain itu, globalisasi juga bisa membuat orang menjadi mudah dan praktis, mampu membantu pekerjaan manusia seperti perkembangan Iptek. Kemajuan iptek, mempunyai pengaruh signifikan terhadap cara berfikir, bersikap, maupun tingkah laku manusia. Dari dimensi yang satu kemajuan iptek membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai, melestarikan dan mengelola alam untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup mereka. tetapi pada sisi lain, kemajuan iptek justru menimbulkan dampak sampingan yang kurang menguntungkan bahkan mengancam kehidupan mereka, misalnya polusi biologi, kimia, perusakan, distrupsi fisik dan social serta memburuknya sumber tanah atau hutan ada indikasi semakin merosostnya nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana Allah swt berfirman dalam surah Rum ayat 41 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِ٠وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي Ø§Ù„Ù†ÙŽÙØ§Ø³Ù لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ Ø§Ù„ÙŽÙØ°ÙÙŠ Ø¹ÙŽÙ…ÙÙ„ÙÙˆØ§ لَعَلَÙهُمْ يَرْجِعُونَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Ayat ini jelas menjelaskan bahwa terjadinya kerusakan di belahan bumi akibat dari uloah perbuatan manusia. Saudara yang berbahagia Orang bijak berkata من أراد الدنيا فعليه بالعلم Ùˆ من أراد Ø§Ù„Ø£ØØ±Ø© فعليه بالعلم Ùˆ من أرادهما فعليه بالعلم Barang siapa yang menghendaki dunia, maka ia hanya dapat meraihnya dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat, maka harus dengan ilmu dan barang siapa yang inginkan kedua-duanya juga harus dengan ilmu Pernyataan ini memuat pesan moral Rasulullah saw untuk menuntut ilmu sebagau benteng hidup dalam kancah percaturan era globalisasi, di masa tersebut menuntut bekal agar mampu bersaing dan bertahan hidup dalam dunia global. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masa ini disebut sebagai peradaban masyarakat informasi’ informasi menjadi kebutuhan primer da bahkan menjadi sumber kekuasaan, sebab informasi dapat mempengaruhi dan mengembalikan pikiran, sikap dan perilaku manusia. Ada pendapat bahwa siapa yang dapat menguasai informasi dialah pengendali atau penguasa dunia. Dan pertanyaannya apakah ada seorang atau Negara muslim yang menguasai informasi? Jika tidak ada, maka bisa jadi kita terus menjadi bahan pemberitaan yang selalu dipojokkan. Hal ini karena kita sebagai muslim lemah dalam penguasaan teknologi informasi. Berikut saya sebutkan beberapa sisi kelemahan kita sebagai seorang muslim. Pertama, Islam lemah dalam penguasaan IT informasi teknologi. Pada era informasi ini, arus informasi dunia dikuasai dan dikendalikan non muslim yang memandang Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan. Mereka menggunakan sarana informasi untuk mengangkat isu-isu global dan kepentingan mereka sendiri. Seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, terorisme, jender, syyaiat islam, khilafah islamiyah yang semuanya itu dijadikan alat propaganda demi kepentingan mereka. Sedangkan umat Islam tidak mempunyai media massa yang memadai untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai Islam atau membela kepentingan agama dan umat. Akibatnya yang terjadi tidak tersalurkannya aspirasi umat, umat Islam hanya menjadi konsumen dan rebutan media massa lain yang tidak jarang membawa informasi yang tidak seimbang, subjektif dan terkadang menyesatkan. Umat Islam kini dibidik oleh medi massa yang tidak islami. Akibatnya umat dikuasai dan dijejali oleh nilai-nilai, budaya, sekulerisme, materialism, hedonism, kekerasan dan sebagainya. Akibat dari itu, tentunya dapat mempengaruhi pola pokir, sikap sehingga lambat laun dapat terbentuk karakter muslim yang fanatic. Saudara-saudara yang berbahagia Kedua, adanya pemojokan terhadap Islam, yakni pemberitaan yang tidak seimbang dan memojokkan islam di dunia internasional. Agar dunia membenci dan memandang negative kepada Islam. Di samping itu media massa kaum kafir gencar menyosialisasikan nilai-nilai, pemikiran, dan budaya mereka ke dunia Islam, agar pola pikir dan gaya hidup umat Muslim bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa link media massa, kantor-kantor berita, surat kabar pers, penerbitan, jaringan TV, radio dikuasai oleh orang-orang non muslim, dalam hal ini Yahudi seperti reuter, jaringan TV internasional CNN, BBC, CBS,NBS. Selain itu mereka juga menguasai perusahaan perfilman seperti FOX Company, Golden Company, Metro Company, Warners & Broos Company dan Paramount Company serta lain sebagainya. Melalui media-media tersebut Islam diopinikan negative. Mereka menciptakan pendapat umum bahwa Islam dan umatnya sebagai agama berbahaya, intoleran, anti demokrasi, ortodoks, haus darah dan entah apalagi melalui media massanya. Ketiga, Fobia terhadap Islam, yakni adanya pengaruh dari pemberitaan yang terus memojokkan dan mengopinikan Islam mengakibatkan terjadinya fobia terhadap Islam. penyakit ini pernah ditularkan oleh kaum kafir Quraisy. Ketakutan yang menimbulkan rasa benci terhadap Islam yang berasal dari ketidak tahuan mereka tentang Islam. Dan lebih dari itu mereka khawatir dengan Islam sebagai agama yang memiliki potensi mengancam kelandgsungan hidup. Boleh jadi, jika sekarang wajah Islam terkesan menakutkan, di samping karena banyak umat yang tidak melaksanakan Islam secara baik dan benar, juga terutama akibat keberhasilan propaganda kaum Salibis-Zionis lewat jaringan media massa yang mereka kuasai. Diantaranya dengan mempopulerkan istilah fundamentalis, radikalis, militant, ekstrimis, bahkan teroris. Hal seperti inilah yang membangun citra Islam sebagai agama yang menakutkan. Oleh karena itu, melalui khotbah ini mari senantiasa kita tingkatkan terus belajar ilmu pengetahuan terutama teknologi informasi dan media massa. Karena keduanya merupakan senjata yang mampu membentuk image agam islam sebagai rahmatan lil alamin. agama yang toleran, cinta damai, sadar HAM, dan persuasive. قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُواْ عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِÙÙŠ عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ Ù…ÙŽÙ† تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ Ø§Ù„Ø¯ÙÙØ§Ø±Ù إِنَÙهُ لاَ يُفْلِحُ Ø§Ù„Ø¸ÙŽÙØ§Ù„ِمُونَ Katakanlah "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu sesungguhnya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. al-An’am 135 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي ÙˆÙŽØ¥ÙŠÙŽÙØ§ÙƒÙÙ…Ù’ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَÙÙ„ÙŽ مِنِÙÙŠ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَÙهُ هُوَ السَÙمِيْعُ اْلعَلِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُÙكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَ٠اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ Ø§ÙŽÙ†ÙŽÙ Ø³ÙŽÙŠÙÙØ¯ÙŽÙ†ÙŽØ§ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…ÙŽÙØ¯Ù‹Ø§ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ Ø§Ù„Ø¯ÙŽÙØ§Ø¹ÙÙ‰ اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَ٠صَلِ٠عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙÙØ¯ÙÙ†ÙŽØ§ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…ÙŽÙØ¯Ù وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِÙمْ تَسْلِيْمًا كِØÙŠÙ’رًا Ø§ÙŽÙ…ÙŽÙØ§ بَعْدُ فَياَ اَيُÙهَا Ø§Ù„Ù†ÙŽÙØ§Ø³Ù اِتَÙقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا Ø¹ÙŽÙ…ÙŽÙØ§ Ù†ÙŽÙ‡ÙŽÙ‰ وَاعْلَمُوْا اَنَ٠الله٠اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ ÙˆÙŽØÙŽÙ€Ù†ÙŽÙ‰ بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَ٠اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُÙوْنَ عَلىَ Ø§Ù„Ù†ÙŽÙØ¨ÙÙ‰ يآ اَيُÙهَا Ø§Ù„ÙŽÙØ°ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ آمَنُوْا صَلُÙوْا عَلَيْهِ وَسَلِÙمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَ٠صَلِ٠عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙÙØ¯ÙÙ†ÙŽØ§ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…ÙŽÙØ¯Ù صَلَÙÙ‰ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِÙمْ وَعَلَى آلِ Ø³ÙŽÙŠÙÙØ¯ÙÙ†Ø§ÙŽ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…ÙŽÙØ¯Ù وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ Ø§Ù’Ù„Ù…ÙÙ‚ÙŽØ±ÙŽÙØ¨ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ وَارْضَ اللÙهُمَ٠عَنِ اْلØÙÙ„َفَاءِ Ø§Ù„Ø±ÙŽÙØ§Ø´ÙØ¯ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُØÙ’مَان وَعَلِى وَعَنْ Ø¨ÙŽÙ‚ÙÙŠÙŽÙØ©Ù Ø§Ù„ØµÙŽÙØ­ÙŽØ§Ø¨ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ§Ù„ØªÙŽÙØ§Ø¨ÙØ¹ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ وَتَابِعِي Ø§Ù„ØªÙŽÙØ§Ø¨ÙØ¹ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِÙيْنِ وَارْضَ Ø¹ÙŽÙ†ÙŽÙØ§ مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ Ø§Ù„Ø±ÙŽÙØ§Ø­ÙÙ…ِيْنَ اَللهُمَ٠اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَ٠اَعِزَ٠اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ°ÙÙ„ÙŽÙ Ø§Ù„Ø´ÙÙØ±Ù’ÙƒÙŽ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ Ø§Ù’Ù„Ù…ÙÙˆÙŽØ­ÙÙØ¯ÙÙŠÙŽÙةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِÙيْنَ وَاØÙ’ذُلْ مَنْ ØÙŽØ°ÙŽÙ„ÙŽ اْلمُسْلِمِيْنَ ÙˆÙŽ Ø¯ÙŽÙ…ÙÙØ±Ù’ اَعْدَاءَالدِÙيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِÙيْنِ. اللهُمَ٠ادْفَعْ Ø¹ÙŽÙ†ÙŽÙØ§ اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَÙلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَØÙŽÙ†ÙŽ Ø¹ÙŽÙ†Ù’ بَلَدِنَا Ø§ÙÙ†Ù’Ø¯ÙÙˆÙ†ÙÙŠÙ’Ø³ÙÙŠÙŽÙØ§ ØØ¢ØµÙŽÙةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ Ø¹Ø¢Ù…ÙŽÙØ©Ù‹ يَا رَبَ٠اْلعَالَمِيْنَ. رَبَÙنَا آتِناَ فِى الدُÙنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآØÙØ±ÙŽØ©Ù حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ Ø§Ù„Ù†ÙŽÙØ§Ø±Ù. رَبَÙنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَ٠مِنَ اْلØÙŽØ§Ø³ÙØ±ÙÙŠÙ’Ù†ÙŽ. عِبَادَاللهِ ! اِنَ٠اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَÙكُمْ ØªÙŽØ°ÙŽÙƒÙŽÙØ±ÙÙˆÙ’Ù†ÙŽ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Red Ulil H. Sumber Prof. Dr. Nasaruddin Umar Edt 2010, Islam dan Terorisme. Pustaka Cendekia Muda. اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اَيْضًا يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِنْ جاءَكُمْ فاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصيبُوا قَوْماً بِجَهالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى‏ ما فَعَلْتُمْ نادِمينَ Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Sudah menjadi kewajiban setiap khatib di setiap khutbahnya untuk mewasiatkan takwa kepada seluruh jama'ah Jum’at. Oleh karenanya pada kesempatan yang mulia ini khatib mengajak kepada seluruh jama'ah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan senantiasa mewaspadai dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT di antaranya adalah kehati-hatian untuk tidak terpengaruh pemberitaan atau informasi yang tidak benar dan menyeret kita kepada lembah dosa. Allah SWT berfirman dalam Al-Hujurat ayat 6 memerintahkan kita untuk melakukan tabayun klarifikasi terhadap segala informasi yang kita terima dan tidak mudah terpengaruh yang mengakibatkan musibah bagi diri kita dan orang lain. يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِنْ جاءَكُمْ فاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصيبُوا قَوْماً بِجَهالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى‏ ما فَعَلْتُمْ نادِمينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa Dulu, orang yang berpengetahuan adalah orang yang memiliki banyak informasi. Tapi sekarang, orang yang berpengetahuan adalah orang yang mampu menyaring banyak informasi. Jika kita renungkan, kalimat ini sangat relevan sekali dengan kondisi di zaman teknologi dan informasi saat ini di mana arus informasi mengalir sangat deras silih berganti. Kita dengan sangat mudah menemukan jutaan informasi hanya dengan menggunakan peralatan di tangan kita, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang modern yakni handphone atau smartphone. Ditambah lagi dengan kehadiran media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp dan sejenisnya, dunia seakan-akan sudah berada dalam genggaman kita. Apa yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia dan isu apa yang sedang hangat dibicarakan, dengan mudah kita ketahui. Namun kondisi ini ternyata memunculkan permasalahan lain yang cukup memprihatinkan. Derasnya arus informasi yang tidak dibarengi dengan kesadaran untuk menyaring dan memilih informasi dengan baik, ternyata mewabah di masyarakat. Ditambah lagi budaya tabayun sudah mulai hilang dan membuat masyarakat gampang terpapar berita bohong atau hoaks. Berita bohong saat ini juga tidak hanya menyasar kepada masyarakat berpendidikan menengah ke bawah. Masyarakat dengan pendidikan tinggi, termasuk para tokoh dan public figure juga ikut dalam pusaran arus berita bohong yang diproduksi oleh pihak-pihak tertentu serta untuk kepentingan tertentu. Kurangnya kehati-hatian mengakibatkan berita bohong dengan cepat tersebar dan mengakibatkan rusaknya tatanan dalam masyarakat. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Perlu kita sadari, saat ini siapa saja bisa membuat dan menyebarkan berita melalui media sosial. Padahal saat ini media sosial sudah menjadi pilihan utama masyarakat dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Dalam kurun waktu setahun belakangan ini pula, Indonesia dihadapkan dengan menjamurnya berita hoaks di media sosial. Apalagi menghadapi pemilihan umum yang akan berlangsung pada 17 April mendatang. Kegaduhan di media sosial terkait Pemilu dan Pilpres yang kita lihat saat ini bukan karena kebetulan saja. Ini merupakan upaya sistematis yang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Oleh karenanya, kita harus ekstra hati-hati, tidak gegabah, tidak kagetan dan tidak tergesa-gesa dalam menerima sebuah berita. Kita harus objektif dan menggunakan hati nurani kita dalam memahami berita. Jangan sampai informasi salah yang datang dari orang yang kita senangi selalu kita benarkan. Sedangkan informasi benar dari orang yang kita tidak senangi selalu kita salahkan. Sudah saatnya kita kembali berpatokan pada Al-Hujurat ayat 6 ini yang menunjukan dengan jelas tentang haramnya mengambil berita dari orang fasik tanpa melakukan klarifikasi tabayyun kebenarannya karena akan membahayakan bagi diri kita dan orang lain. Kita harus mengambil berita dari orang yang terpercaya di media sosial bukan dari orang yang fasiq yakni orang yang keluar dari ketentuan akal sehat, adab sopan santun dan agama serta orang yang belum kita kenali kredibilitasnya sebagai orang jujur. Apalagi terkait dengan persoalan agama. Kita harus belajar dari ulama-ulama yang sudah jelas kealiman dan silsilah keilmuannya. Hindari belajar agama melalui media sosial dari orang yang tidak paham agama walaupun sering tampil di media sosial. Jangan sampai kita tersesat karena mengikuti video ceramah di youtube dari orang yang hanya pintar berbicara dan mengaku ustadz namun tidak memiliki kemampuan agama yang cukup dan ucapan serta tingkah lakunya pun tidak menunjukkan akhlakul karimah. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Allah SWT berfirman dalam al-Ahdzab ayat 70-71 يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ قُولُوا قَوْلاً سَديداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظيماً “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. Ayat ini memberi pesan kepada kita bahwa segala kebenaran dalam sikap dan tutur kata akan lebih dekat kepada ketakwaan. Ketakwaan menjadi dasar kebenaran dalam berucap dan bertutur kata. Ucapan dan tutur kata yang benar akan menjadi salah satu sebab kebaikan tindakan. Dan tindakan yang baik akan menjadi sebab diampuninya sebuah kesalahan dan dosa-dosa kita. Oleh karenanya marilah kita kedepankan tindakan dan etika yang baik dalam bermedia sosial dengan tidak memperkeruh suasana semisal melalui komentar-komentar yang kita tidak tahu duduk permasalahannya. Kegaduhan yang ada di media sosial di akibatkan salah satunya adalah karena orang yang tidak tahu ikut berkomentar karena merasa tahu. Terlebih terkait masalah agama dan politik, banyak orang yang tiba-tiba anti kritik dan merasa pilihannya yang paling benar. Sehingga tak jarang masyarakat saling menghina, mengumpat dan gontok-gontokan di dunia maya untuk kepentingan sementara dan mengorbankan ukhuwah yang harusnya dipertahankan sepanjang masa. Menyikapi kondisi memprihatinkan ini, Majelis Ulama Indonesia telah memberikan rambu-rambu agar umat Islam tidak terjerumus ke dalam arus berita bohong di media sosial. Hal ini termuat dalam Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media Sosial yang di dalamnya menegaskan fatwa tentang haramnya menyebar berita hoaks. Dalam fatwa ini dinyatakan bahwa memproduksi, menyebar dan atau membuat informasi tentang hoaks, ghibah, fitnah, namimah, aib, ujaran kebencian, dan hal-hal lain sejenis hukumnya haram. Oleh karenanya, jama’ah rahimakumullah. Marilah kita lebih selektif lagi dalam menerima berita atau konten di media sosial. Hendaknya kita tidak langsung mempercayai dan membagi-bagikan berita yang belum jelas kebenarannya. Saring sebelum sharing. Posting hal-hal penting jangan yang penting posting. Teliti dan pahami terlebih dahulu karena jika kita tidak berhati-hati bisa jadi kita akan menjadi orang yang berdosa dengan menjadi penyebar dosa. Cerdaslah dalam bermedia sosial dan semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridhoi-Nya. Amin. بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم، وجعلني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ Khutbah II الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Muhammad Faizin

ceramah tentang kemajuan teknologi